Saturday, July 11, 2009

SAJAK SEORANG PEMIMPIN

Mereka beradu
melicinkan daging dimulutnya
Berdialog melewati angin dan
Sepucuk surat tanda cinta yang
Berbicara tentang gedung dan jalan raya

Mereka
Yang bersajak mesra nan gurih riuh
Menawarkan selaut madu dan susu
Sedang batu batu
Hanya mereka buang kala di belakang layar


“Gunung gunung tumbuh di semak belukar
Pohon anggrek menjalar sudut sudut perkampungan
Padang sabana tergelar di halaman halaman
Permata menjadi hujan yang dirindukan”

Adakah mereka seperti itu?
Tanya pemulung jalanan yang menangkap sajaknya.

Sajak tetaplah sajak
Sungai tetaplah sungai
Tak bisa ia berubah menjadi laut
Yang menjanjikan kenikmatan di dalamnya

Mereka
Yang selalu melambaikan lentik lentik jemari
Kala matahari telah nampak seutuhnya
Berkomat kamit bak dukun menuang mantra
Berdendang lagu rindu di tengah terik
Merdu sana, merdu sini
Seperti gerimis yang datang di tenda perkemahan

Mereka beradu
Sajak madu dan susu muncul beribu ribu
Akal berterbangan melayang layang
Menjadi runyam di tengah gerombolan telinga


No comments:

Post a Comment